Minggu, 02 Desember 2012

مع اسم الله.

 
Membentuk manusia menjadi manusia sempurna (insan kamil) hanya dapat dilakukan dengan ibadah kepada Allah Ta’ala. Karena peribadatan merupakan tujuan kesempurnaan seorang manusia. Dengannya manusia dapat mewujudkan tujuan penciptaannya, berarti sempurnakan sifat kemanusiaannya. Jika telah sempurna sifat manusianya maka berarti telah menjadi insan kamil.
Oleh karena itulah Nabi kita Muhammad dikatakan manusia sempurna dan mendapat kedudukan tertinggi diantara makhluk Allah Ta’ala. Beliau peroleh kedudukan ini dengan kesempurnaan peribadatan beliau kepada Allah Ta’ala, sehingga memperoleh pujian dan keridhoan ilahi Robb.
 
       Semakin sempurna perwujudan ibadah seorang akan membuatnya lebih sempurna dan tinggi dihadapan Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:
 
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
 
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Surat Al Hujrat 49:13)
Imam Ibnu Abil Izziy Al Hanafiy menjelaskan:
 
Ketahuilah kesempurnaan makhluk berada pada perwujudannya terhadap peribadatan kepada Allah. Semakin bertambah peribadatannya maka semakin sempurna dan tinggi kedudukannya (derajatnya). Siapa yang berprasangka bahwa makhluk boleh keluar dari peribadatan dari satu aspek saja dan meyakini bahwa keluar darinya lebih baik, maka ia seorang yang paling bodoh dan sesat. Allah berfirman:
 
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ
 
Dan mereka berkata:"Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak",Maha Suci Allah. Sebenarnya(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, (Surat Al Anbiya’ 21:26) dan yang lainnya dari ayat Al Qur’an.
Allah juga menyebut NabiNya dengan nama Abdu (hamba) di tempat yang paling terhormat. Allah berfirman menceritakan kisah Isra’:
 
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya.( Surat Al Isra’ 17:1) dan firmanNya:
 
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللهِ يَدْعُوهُ
 
Dan bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat). (Surat Jin 72:19) serta firmanNya:
 
فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَآأَوْحَى
 
Lalu dia menyampaikan kepada hambanya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (Surat An najm 53:10).
Demikian juga firmanNya:
 
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا
 
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad). (Surat Al Baqorah 2:23).
 
Dengan demikian beliau berhak menjadi orang terbaik didunia dan akherat. Oleh karena itu nabi Isa Al Masih ‘Alaihi salaam pada hari kiamat ketika manusia memintanya untuk memberi syafa’at setelah para Nabi berkata:
 
اِذْهَبُوْا إِلَى مُحَمَّدٍ عَبْدٌ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
 
Pergilah kepada Muhammad, seorang hamba yang telah Allah Ampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang.[1]
Sehingga beliau Sallallahu ‘Alaihi Was Sallam mendapatkan martabat yang mulia ini dengan kesempurnaan peribadatannya kepada Allah.[2]
 
Marilah kita bentuk jiwa kita semua menjadi insan kamil, agar mendapatkan keridhoan dan kecintaan dari Allah Ta’ala.
 
Tujuan Penciptaan Manusia
Allah yang maha bijaksanan tentulah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung. Demikian juga dalam penciptaan manusia dengan bentuk yang sempurna, indah dan beraneka ragam bentuk dan warna kulit mereka. Tentunya dalam hal ini Allah Ta’ala mencitakan kita semua tidak semena-mena dan tidak membiarkan begitu saja, sehingga Dia berfirman:
 
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَتُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
 
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya;tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. (Surat Al Mu’minun 23:115-116) dan dalam firmanNya:
 
أَيَحْسَبُ اْلإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمْنَى ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجِيْنِ الذَّكَرَ وَاْلأُنثَى أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَن يُحْيِىَ الْمَوْتَى
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (Surat Al Qiyamah 75:36-40)
 
Juga keberadaan manusia untuk hidup dan menikmati kehidupannya sebagaimana binatang ternak menikmati dunia ini, lalu mati tanpa dibangkitkan dihari kiamat nanti. Sungguh kalau demikian kehidupan manusia ini tidak ada guna dan manfaatnya. Ini semua tentunya menyelisihi kemaha bijakan Allah Ta’ala. Apalagi Allah Ta’ala mengutus para RasulNya kepermukaan bumi ini untuk mengajak manusia menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala dengan membawa kitab suci dan ajaran ilahi. Sungguh ini semua menunjukkan adanya tujuan agung dalam penciptaan manusia dan diciptakannya bumi dan seisinya ini untuk mereka. Jika demikian kita perlu melihat kembali tujuan Allah Ta’ala menciptakan kita semua dengan merujuk kepada berita wahyu yang diturunkan kepada utusanNya. Ternyata Allah berfirman:
 
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ مَآأُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآأُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Surat Adz Dzariyat 51:56-58)
 
Mengapa Harus Beribadah?
Satu pertanyaan yang terlontar, apakah ibadah tersebut untuk kepentingan dan kebahagian manusia ataukah untuk menyusahkan dan membebani mereka?
Semua manusia bahkan semua makhluk mesti butuh mencari semua kemafaatan dan dijauhi dari segala kemudhoratan. Kemanfaatan berupa kenikmatan dan kelezatan dan kemudhoratan berupa rasa sakit dan siksaan. Sehingga manusia membutuhkan empat perkara yaitu:
  1. sesuatu yang ia cintai dan cari, yaitu kebahagiaan.
  2. sesuatu yang ia benci dan jauhi, yaitu kemudhoratan
  3. cara atau wasilah mencapai kebahagian
  4. cara atau wasilah menjauhi kemudhoratan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar